Acara sekelas Pesbuker (pesta buka bareng), Dahsyatnya Sahur, OVJ saur, saur nyok dan lain sebagainya yang lebih mementingkan guyonan segar, disadari atau tidak acara ramadhan seperti itu mengalihkan kita dari ibadah. Berbeda dengan dulu, beberapa tahun yang lalu dikala stasiun televisi tidak semarak sekarang, acara televisi ramadhan baik yang menjelang saur dan berbuka selalu mengajarkan nilai kebaikan dan agama, walaupun di sisipi canda tawa. Kita masih ingat, dulu itu yang ngisi eko patrio dan ulfah dwijayanti, ada juga (.. ehm siapa ya, saya lupa semua e), tapi yang jelas ketika mereka bercanda, mereka proporsional. Sekarang coba kita lihat bercandanya sudah awur awuran dan tidak terkontrol, apalagi mahluk laki laki yang bergaya perempuan itu (tau lah maksudnya, *smile), coba lihat bercandanya kadang tidak pakai aturan walau di bulan puasa.
Lihat pula quis-quis yang di tanyakan sebagai pemeriah acara, pernahkan menyingung tentang agama dewasa ini? tidak saya pikir. Dulu acara televisi ramadhannya kalau membuat quist, masih sekitar agama dan pengetahuannya, masih mendidik dan memberikan sedikit pemahaman. Sekarang coba lihat pertanyaan yang di ajukan bisanya mengenai produk dari sponsornya. Sudah jauh sekali dari nilai agama, lalu apa gunanya di adakan di saat ramadhan kalau tidak memberikan niai tambah pengetahuan.
Sebenarnya tidak semuanya jelek acara televisi ramadhan, ada pula yang diisi ceramah, di isi cerita yang mengandung hikmah dan lain sebagainya. Namun kita lihat dan kita bandingkan, ramai mana acara tersebut daripada acara yang lebih cenderung ke hura hura dan glamor. Termasuk pula OVJ saur, kalau kita lihat tahun kemarin, acara mereka live di TV. Seru abis karena melibatkan banyak orang di dalamnya termasuk para pengunjungnya. Padahal acara tersebut di tayangkan sekitar jam 3-an, pertanyaan sederhana, sejak kapan orang orang standby di sana? paling tidak orang orang datang sehabis tarawih atau menjelang tengah malam, ngapain mereka bela belain datang kesana hanya demi memeriahkan. Kadang pula, sudah masuk waktu subuh (artinya puasa sudah di mulai) masih saja becanda, bukankah lebih rawan akan hilangnya pahala puasa?. Sekarang ini bulan ramadhan, bukan kah lebih baik di isi dengan ibadah di tengah malam, bukan di isi dengan kesenangan dan hura hura, klo sudah begitu, apa bedanya dengan bulan biasanya?
Saya bukan orang yang anti pati dengan hal tersebut, namun saya hanya prihatin. Ko bisa ya, mereka bercanda tawa di waktu waktu efektif untuk ibadah di bulan romadhon. Tapi kan, bukanya menghibur juga dapat pahala? (mungkin ada yang menyela dan berbendapat demikian). Memang kalau menghibur dapat pahala, tapi kalau terus menerus dan akhirnya melalaikan orang dari ibadah, bukanya malah menjadi dosa? Orang yang harusnya solat jamaah di masjid, karena nonton acara ini jadinya tidak jamaah subuh di masjid, tidak jamaah magrib. Dan lagi bukankah telalu banyak tertawa itu akan mengakibatkan hati menjadi keras, kalau hati sudah keras maka nasehat apapun akan sulit di terima.
Yang namanya becanda seperti itu rentan terhadap dosa, baik itu menghina, menyakitkan hati dan lain sebagainya, apalagi ini di bulan ramadhan, sepertinya sayang kalau hanya di isi dengan canda tawa. Belum lagi pahala puasa kita yang rawan hilang, puasanya memang tidak batal, namun pahalanya bisa jadi batal atau hilang karena ucapan ataupun perbuatan. Kan sayang kita sudah capai capai menahan lapar dan dahaga tapi tidak dapat pahala puasa cuma karena ucapan dan perbuatan.
Coba kita ingat, apa saja yang membatalkan pahala puasa: melihat dengan nafsu, bebohong, mengunjing orang. Pertanyaannya, apakah hal tersebu tidak ada ketika bercanda dan melakukan lawakan? bahkan mungkin sering terjadi. Kadang demi melakukan lawakan yang segar, si pelawak suka mengada ada, melebih lebihkan atau mejatuhkan orang, bukan kah itu menghilangkan pahala puasa? kalau mereka melakukannya dalam sebulan, berarti puasa mereka sebulan tidak mendapat balasan, bukanya amat di sayangkan kalau sudah begini?.
Ramadhan ini bulan baik, bulan untuk melakukan kebaikan. Bulan penuh ampunan, bulan perubahan, jadi sudah saatnya kita berubah bukan malah berubah ke arah lebih buruk. Apa yang kita lakukan, pasti akan di pertangung jawabkan, sebaiknya sebelum kita di mintai pertangungan jawab tersebut lebih baik kita memperbaiki diri. Filem-filem tersebut bagus pada dasarnya dijadikan hiburan, tapi bukan di jadikan tontonan apalagi sampai kebutuhan, kita pula harus pandai memilih untuk kesempuranan ibadah kita. Saya takut, sadar atau tidak sadar kita sedang di jauhkan dari ramadhan, di jauhkan dari beribadah di bulan ramadhan hanya demi tontonan. Alangkah baiknya kita isi ramadhan ini dengan perbaikan diri dan sikap, semoga kita benar benar menjadi orang yang kembali ke fitrah pada akhir bulan nanti.Ramadhan menjelang, saya selaku penulis memohon maaf apabila ada salah ketik dan salah penyampaian, sebab saya bukan orang hebat, bukan pejabat apalagi wakil rakyat, bukan santri apalagi kiyai. Saya cuma penulis, yang berusaha melakukan perubahan lewat tulisan.