Cara Mengatasi Minder

Share Article : Tweet This FB Share Email Share

oleh cerita anak kost on Thursday, December 13, 2012

Bagaimana sih mengatasi minder atau rasa malu? bagi sebagian orang mungkin ini tidak jadi masalah, namun bagi sebagian orang lagi mengatasi rasa malu menjadi ganjalan terbesar. Setiap orang punya rasa minder dalam keadaan tertentu, namun sebagian lagi rasa minder tersebut terlalu besar sehingga menyebabkan dirinya menjauh dari kehidupan atau teman temannya.

Mengatasi minder itu bukan sebuah anugrah, namun sesuatu yang perlu kita ciptakan dan kita biasakan agar rasa minder itu tidak menjadi ganjalan lagi bagi diri kita. Memang ada bebarapa orang yang cuek, namun bukan berarti mereka tidak minder, ada kalanya mereka juga malu, tinggal bagaimana mereka memfokuskan pikiran saja.

Setiap Orang Merasakan Minder

Yang namanya minder itu wajar, karena di dunia ini tidak ada yang sempurna, setiap orang selalu punya sisi kekurangan dan kelebihan. Ditambah lagi jiwa manusia yang sering membanding bandingkan sesuatu, memang hal tersebut sudah menjadi tabiat manusia. Orang yang tamatan SMA bisa saja malu dengan orang yang lulusan D3 atau S1, ia minder. Tapi kalau dia ketemu orang yang hanya tamatan SMP, dia akan bangga dan lebih percaya diri mengalahkan rasa mindernya.
Cara Mengatasi Minder

Pertanyaan sederhana, lalu apakah mereka yang memiliki gelar S1 tidak akan minder? atau orang yang profesor pun tidak akan minder? ada kalanya mereka pun minder dengan orang yang lebih pinter, orang yang lebih tinggi pendidikannya ataupun lebih hebat sekolahnya. Itu dari sisi pendidikan, bisa saja dari sisi lainya, yang pasti setiap orang punya sisi minder.
Apa si minderi itu? orang yang minder adalah orang yang memfokuskan sesuatu hanya pada kekurangganya saja. seakan dia tidak punya kelebihan yang lain.
Coba lihat, orang yang punya jerawat satu aja di wajahnya, setiap bercermin yang dipikirin hanya jerawat aja. Satu benjolan kecil yang ia fokuskan, gelisah marah dan lain sebagainya seolah itu merupakan sumber bencana. Kalau sudah seperti itu, apa coba yang di lakukan? di pencet, kaya gambar di bawah ini nie.

Cara Mengatasi Minder

Padahal ia tidak sadar, bahwa ia di karuniai wajah yang cantik, wajah yang mulus tapi yang ada dipikirannya hanya jerawat mulu. Padahal kan jerawatnya hanya sementara saja, ya tidak? lalu kenapa kita di pusingkan? Ya tapikan saya malu, pertanyaannya malu kenapa? apakah orang akan melihat hanya kepada jerawatnya saja? hanya pada benjolan itu saja? atau jangan jangan kita yang menciptakan monster pikiran sendiri?

Jerawat hanya sebagian kecil dari minder yang sering kita lakukan (mungkin kamu ya, kalau aku si ga pernah minder karena jerawat si... hahah). Kadang ada yang minder karena hartanya, miskin, malu kalau orang sampe tau dan akhirnya menutup nutupinya dengan dengan berbohong. Ingat, ketika seseorang mulai berbohong untuk menutupi sesuatu, ia akan berbohong keduakalinya untuk menutupi kebohongan yang awal, lalu ia akan membuat kebohongan lainya lagi, dan lagi dan lagi. Lalu sampai kapan kita akan berbohong? kalau suatu saat orang lain akan tau, bukanya kita akan lebih malu?

Bagaimana mengatasi minder atau rasa malu?

1. Jujurlah pada diri sendiri

Kejujuran adalah hal yang paling utama dalam mengatasi minder, kalau kita punya jerawat. Jujurlah, iya memang saya lagi berjerawat, tapi kan bukan berarti saya jelek. Kalau kita tidak bisa sesuatu, ga bisa ngaji misalnya, jujulah, maaf, saya memang belum bisa ngaji, tapi saya lagi berusaha jadi doa kan saja ya. Kalau ga punya uang, jujurlah saja, maaf uang saya belum saya potong, masih dalam lebaran jadi kamu dulu yang traktir ya ( kan enak nie sambil bercanda). Ya kejujuran itu mudah dan enak ko, orang malah jadi mengerti dan tentunya jadi simpati.

Dari pada kita menutup nutupi dan akhirnya ketauan, orang malah jadi benci nantinya karena telah merasa di bohongi. Dan kita pun merasa tak enak kalau terus menerus berbohong, ya ga?

2. Ingat setiap orang pun punya kekurangan

Dengan menyadari bahwa setiap orang memiliki kekuranggan, kita akan lebih bisa menerima kekurangan yang ada pada diri kita. Soalnya tidak ada orang yang dilahikan dengan kesempurnaan, meskipun kita melihatnya seperti itu. Lihat orang orang yang sempurna, artis yang kita idolakan mungkin, apakah mereka nyaman dengan semuanya? tidak juga, ada kalanya keluarganya berantakan, ada kalanya mereka di ketahui bermasalah, mengunakan obat obatan dan lain sebagainya. Apakah mereka tidak pernah malu? ada kalanya mereka malu juga, ketika berbuat kejahatan atau ketahuan sesuatu keburukannya misalnya. Jadi, tidak ada yang perlu kita takutkan atas kekurangan kita, karena setiap orang pun memiliki kerkuangan hanya saja tempatnya tidak sama.

3. Berhentilah membandingkan

Cara Mengatasi Minder
Ini yang penting, kita jadinya minder karean kita menciptakan gambaran ideal dalam diri ini. jadinya, ketika kita tidak memenuhi hal tersebut kita menjadi minder dan malu, akhirnya kita pun mulai minder. Sudah lah tidak perlu membandingkan dri kita dengan orang lain, kita ya kita orang lain ya orang lain. Apa yang membuat kita sedih belum tentu orang lain pun merasa sedih akan hal tesebut kan. Apa yang membuat kita malu belum tentu orang lain juga malu akan hal itu kan, jadi ya kita nikmati keadaan kita, itu akan membuat kita lebih tenang.

4. Bersyukur

Kalau kita tidak boleh membandingkan dengan melihat keatas, cobalah melihat kebawah, ke orang yang memiliki kekurangan daripada kita. Kita punya motor butut, hasil warisan kakak dan kita kepengen motor baru, lihatlah teman teman kita yang berjalan kakai, yang tiap hari harus ngangkot, panas terik pun di lewati. Masihkah kita akan merasa malu atas motor butut tesebut?

Kita yang berjalan pincang, lihatlah kawan kita yang tidak memiliki kaki, mereka masih harus mengunakan tongkat untuk membantunya berjalan. Jadi jangan lah merasakan minder, untuk apa semuanya, kita harus lebih banyak bersyukur dan menikmati apa yang kita miliki saat ini.

5. Minder tidak akan merubah keadaan kita


Lawan, kita harus melawan kesulitan kita. Kita tidak berani bicara di depan umum, apakah kita akan selalu diam dan menghindar terus menerus. Kalau ada kesempatan, maju aja, toh hal tesebut tidak akan membuat kita mati. Kalau masalah di tertawakan, ya biasa, orang yang menertawakan juga belum tentu lebih berani dari pada kita?

drieant Cerita Anak Kost Updated at: Thursday, December 13, 2012