Hal Sedehana Yang bikin bencana

Share Article : Tweet This FB Share Email Share

oleh cerita anak kost on Sunday, February 12, 2012

Kertas adalah sesuatu yang bisa bermanfaat, juga bisa mudorot, bisa bikin bencana, bagaimana bisa? gini loh, saya baru baru ini mengunjungi kelurahan untuk membuat e-ktp, nah saking antrinya pembuatannya --karena saya telat jadinya di gabung dengan mereka yang telat juga-- maka di bagikan kertas antrian. ukuran kertasnya cukup kecil, ya sekitar 5x7cm. memang kecil cuma 35 Cm2, tapi dari yang kecil itulah saya mulai berpikir besar.

Hal Sedehana Yang bikin bencana

Apa yang ada di pikiran saya? kalau misalnya kertas itu di gunakan oleh banyak orang maka potensi pengunaan kertasnya akan menjadi besar. sederhananya seperti ini, saya mendapat nomor antrian 104, berarti sudah ada 104 kertas yang di bagikan, berarti 104x35 cm2 = 3640 cm2 lalu ternyata saya liat di papan antrian sampai 400 orang, berarti 1,4 m2 kertas yang sudah di bagikan. hanya satu hari kertas yang di bagikan sudah setinggi anak umur 12 tahunan. bagaiman kalau satu bulan?

Ok lah kita hitung kasaraannya dalam satu hari terdapat 150 antrian, karena hari sabtu mungkin penuh dikarenakan untuk orang yang telambat. 35cm2x150x5hari = 2,63 m2 ditambah hari sabtu 1,4 m2, untuk satu bulan ada 4 minggu berarti 16,1 m2 waw bukan jumah yang sedikit. coba kita besarkan sedikit lagi pola pikir kita, itu baru satu kecamatan yang memakai no antrian kertas, sedangkan kita liat kertas yang ukuran segitu juga di gunakan dalam antrian di bank, dalam slip ATM dan juga untuk bukti parkir. Bisa di bayangkan berapa kertas yang sudah di buang setiap harinya? buakankah ini menjadi bencana?

Hal Sedehana Yang bikin bencana

Apa bencanaya? seperti kita tau bahwa kertas di buat dari pohon, nah semakin banyak kita membuang kertas semakin banyak pula pohon yang di buang. sedangkan kita tau bahwa pohon adalah penghasil O2 bagi kita untuk bernapas, ketidak adaan pohon maka sama saja membunuh diri kita secara perlahan. Saya juga pernah membaca artikel di kaskus yang isinya tentang jangan pernah mengambil struk di ATM, dia melakukan penelitian bahwa kertas struk atm yang di buang bila di kumpulkan bisa seluas lapangan bola. sungguh jumlah yang luar biasa, munkin kalau di gabungkan dengan kertas antrian di Bank, Kertas bukti parkir dan lain sebagainya bisa mencapai luas satu Stadion.

Hal Sedehana Yang bikin bencana

Sebagai suatu bukti perhitungan yang saya dapat dari conservatree.org
Untuk ukuran satu pohon tingginya 12 meter dan diameternya 15-20 cm
1 ton kertas kantor mengunakan 24 pohon
1 carton (10 reams) kertas fotocopi menggunakan .6 pohon
1 pohon menghasilkan 16.67 reams kertas fotokopi atau 8,333.3 lembar
1 ream (500 lembar) mengunakan 6% pohon (dan bisa lebih banyak!)
Kalau satu lembar ukuran A4 adalah 21,0 x 29,7cm=0.06m2, berarti dalam satu hari antrian di kecamatan mengunakan 23 lembar kertas yang di buang.
Kita sering mendengar 'paperless' atau kita terjemahkan sebagai kurangi kertas, maka banyak di kampus kampus mengunakan e-book atau sekedar mengurangi kertas surat dengan email. bagus perlu di dukung, namun di bandingkan dengan kertas struk antrian ini mungkin akan lebih baik di buat buku. Loh kenapa? karena dengan di buat buku, bisa bermanfaat buat ilmu dan kalaupun sudah tidak bermanfaat bisa buat bungkus gorengan, paling tidak di pakai 2x (heheh). belom lagi kalau di daur ulang. Nah kalau struk antrian? langsung di buang kan? bahkan untuk bungkus gorengan saja tidak bisa, karena terlalu kecil. berarti jauh lebih bencana si kertas kecil ini.

Tapikan itu kebijakan pemerintah atau bos di kantor, memang seperti itu. Kalau saja anda punya kekuasaan dan sempat membaca artikel ini, anda bisa melakukan perubahan dan belom terlambat. atau anda bisa membuat kartu antrian yang permanen, yang bisa di gunakan berkali kali sehinga tidak perlu membuang kertas. dan bagi kita yang hannya penguna, kita bisa mengurangi dampaknya dengan tidak mengambil struk di ATM, kalu kertas parkir memang harus di ambil, ya sudah. kita cuma bisa berdoa dalam hati agar sang penguasa mengerti, sukur sukur mau menganti. toh paling tidak saya sudah mengingatkan, mudah mudahan ada jalan keluar yang terbaik.

drieant Cerita Anak Kost Updated at: Sunday, February 12, 2012