Mengambil Keputusan

Share Article : Tweet This FB Share Email Share

oleh cerita anak kost on Monday, May 7, 2012

Mengambil Keputusan asasnya adalah
"kuatirlah sebelum menempatkan taruhan anda, bukan setelah rodanya di putar"
Saya tidak terlalu terkesan ketika anda menyampaikannya kepada saya, tetapi ketika sedang bermain rolet saya teringat kembali. Saya perhatikan bahwa kebanyakan orang tidak kawatir sama sekali sebelum menempatkan taruhan mereka. Jelas bahwa prinsip probabilitas tidak mereka gunakan. Tapi begitu rodanya di putar, mereka begitu membeku dan kaku serta mulai kawatir apakah nomer mereka akan keluar atau tidak. Bodoh sekali, saya berpikir dalam hati. Kalau mereka mau kawatir dan prihatin atau memikirkan probabilitasnya, seharusnya sebelum keputusan di ambil untuk menempatkan taruhannya. Ada sesuatu yang harus anda perbuat ketika itu, dengan memikirkannya. Anda bisa merenungkan probabilitas yang paling mungkin atau memutuskan untuk tidak mengambil resikonya sama sekali dalam permainan tersebut. Tetapi setelah taruhan di tempatkan dan keputusan di ambil, kemudian rodanya mulai di putar lebih baik anda rileks dan menikmatinya. Memikirkannya tak akan ada gunanya sama sekali dan hannya membuang-buang energi saja.

Mengambil Keputusan


Lalu saya jadi berfikir bahwa saya sendiri selama ini sama seperti itu dalam bisnis saya dan  kehidupan saya. Saya sering mengambil keputusan atau memulai suatu tindakan tanpa persiapan yang matang, tanpa mempertimbankan semua resiko dan alternatif yang terbaik. Tetapi setelah rodanya di putar, demikian kira-kira, saya terus menguatirkan hasilnya, apakah yang saya perbuat itu benar atau tidak. Ketika itulah saya mengambil keputusan bahwa lain kali saya akan kuatir, berpikir sadar sebelum mengambil keputusan dan bahwa setelah mengambil keputusan dan rodanya di putar saya akan "menghapuskan segala keprihatinan dan tanggung jawab tentang hasil akhirnya" percaya atau tidak ternyata itu efektif. Saya bukan saja merasa lebih baik, tidur lebih nyenyak dan bekerja lebih baik melainkan bisnis saya juga lancar.

Saya menemukan bahwa prinsip yang sama juga berlaku dalam ratusan cara pribadi yang berbeda-beda. Umpamanya, dulu saya suka kuatir dan marah kalau harus ke dokter gigi dan melaksanakan tugas tugas lain yang tidak menyenangkan. Lalu saya berkata kepada diri sendiri "ini konyol, kamu sudah tahu ketidak nyamana yang terlibat sebelum kamu memutuskan untuk pergi. Kalau ketidak-nyamanan itu demikian pentingnya sampai membuatmu demikan sedih dan kekuatiranmu itu pokoknya tidak layak untuk kau jalani, ya putuskan saja untuk tidak pergi. Tetapi kalau keputusanmu adalah bahwa ketidak-nyamanan itu toh layak engakau lalui dan kamu sudah mengambil keputusan untuk tetap pergi -ya lupakanlah. Pertimbankan risikonya sebelum rodanya diputar."

disadur dari psycho-cybernetics mutakhir untuk artikel Mengambil Keputusan

drieant Cerita Anak Kost Updated at: Monday, May 07, 2012