Warga kelas satu, ya itulah julukan yang di sandang oleh Anas urbanigrum baru baru ini. Kenapa? menurut media indonesia 3 mei 2012 lalu dalam artikel cuma sanksi teguran polisi istemewakan anas. Artikel tersebut membahas si 'penguasa' terlibat kasus atas nomor mobil palsu yang di pakainya, hal tersebut sudah jelas salah, namun polisi tidak menindak tegas dia. Ternyata di Indonesia ini masih ada orang yang kebal hukum dan menjadi warga kelas satu sampai polisi saja takut.
Belum lagi alasan yang tidak logis dikeluarkan oleh humas polda metro jaya yang menyatakan plat nomer itu di ketemukan di saat mobil terparkir, bukan di kendarai. Yang dapat di hukum hanya kalau mobil tersebut di kendarai. Pertanyaan nya sederhana, memangnya plat nomer itu di pajang begitu saja? memangnya mobil adalah patung yang hanya di parkir tanpa pernah di kendarai? sepertinya semakin jelas saja polisi pilih kasih.
Kalau saja rakyat kecil, sebesar apapun pembelaan kita selalu saja di muntahkan. Kalau orang besar yang bersalah, kesalahan tersebut bisa saja dibalik (supaya tidak gosong, heheh) menjadi sebuah hal yang lumrah. Ko bisa ya? inilah sulap yang dilakukan penegak hukum kita, hebat, memang mantap penegak hukum kita.
Saya teringat ketika mendengarkan ceramah kiyai haji Zainudin MZ, beliau membacakan suatu sabda nabi (dengan redaksi saya sendiri) yang meramalkan bahwa suatu saat nanti ada zaman dimana pemimpinmu adalah seperti harimau, mentrinya seperti srigala dan penegak hukumnya seperti anjing dan rakyatnya seperti kabing. (bisa di dengar cuplikannya di bawah ini, suaranya aga kurang bagus kalau di sini tapi bisa download yang fullversion dengan kualitas lebih bagus di sini)
Adalah suatu perumpamaan yang kalu di terjemahkan seperti ini, kalau pemimpin sepeti harimau. Namanya harimau adalah raja hutan, bukan pemimpin hutan! makanya ia suka makanin rakyatnya? wakil rakyatnya seperti srigala, namanya srigala itu seperti dongeng anak anak, licik dia itu. Dan kalau namanya anjing itu, siapa yang ngasih danging walau dia itu maling, si anjing tenang tenang saja.
Sungguh ironi memang, namun anda bisa menilai sendiri apa yang terjadi di negara kita ini. kalau kata bung peno dalam perlu kurikulum baru, kalo anda pengen kaya raya, anda jangan jadi pegawai negeri atau pengusaha, melainkan jadilah seorang politikus. Karena dunia tersebut menghalalkan segala cara. Kadang juga saya suka lucu lucuan kalau membahas polisi di kost saya, ga ada habisnya, suka gemesa aja hawanya, kalau kata unna pengen nyubit pipinya.
Saya bukan orang yang mengerti hukum, polisi yang mengerti tentang hukum. Tapi kita kan sama sama punya hati, yang bsia di gunakan untuk berpikir jernih ke depan, membedakan mana yang baik dan buruk tanpa harus melihat dan mempelajari hukum, dengan hati itulah kita di tuntun.
Ayolah para penegak hukum, bukan kah semua orang sama di mata hukum, bukan kah semua orang punya kewajiban yang sama terhadap hukum pula. Ga perlu takut lah sama penguasa, karena suatu saat kita pun akan binasa dan diminta pertanggung jawabannya di atas sana. Kepada siapa lagi kami berharap selain kepada kalian yang memegang amanat. semoga kalian diberi kekuatan yang lebih besar daripada kami untuk membedakan mana yang benar dan mempertanahkan mana yang benar, amin.
Warga Kelas Satu
oleh cerita anak kost on Saturday, May 5, 2012
drieant
Cerita Anak Kost
Updated at:
Saturday, May 05, 2012
Label:
Tanggapan
Terima kasih Anda membaca Warga Kelas Satu, apabila menyukai artikel tersebut dan ingin mendapatkan updatenya. Anda dapat mengikuti via Facebook, Twitter atau Email.
Artikel Terkait
|