Bungkus Makanan yang Menipu

Share Article : Tweet This FB Share Email Share

oleh cerita anak kost on Friday, August 24, 2012

Bungkus atau kaleng makanan kadang sering menipu isi yang ada di dalamnya. Pernah mengalaminya? Kalengnya keren dan terlihat enak, tapi isinya ternyata tidak seperti yang di harapkan. Ehm, baru baru ini karena masih suasanan lebaran, biasanya kita sering mendapatkan atau membeli makanan kaleng. Nah yang mengherankan dari makanan kaleng tersebut, kadang sering terjadi penipuan terhadap isinya.

Contoh saya punya sebuah makana brownis coklat, terlihat enak dari luar dan mantap karena di bungkus dalam kotak besar. Namun setelah saya buka, ternyata isinya tidak seberapa, hanya dua roti untuk setiap barisnya. Dan di sana saya melihat tonjolan dari plastik, supaya terlihat si kueh itu bisa menjorok ke atas (terlihat penuh) padahal isi di dalamnya kosong. Ehm, saya jadi berpikir, kita itu mental penipu atau kita yang sering tertipu?

Bungkus Makanan yang Menipu

Mungkin dari perusahaan beralasan, ini untuk mengurangi biaya produksi agar harganya kompetitif, atau mungkin harga bahan baku yang mahal. Tapi pertanyaanya, kenapa tidak membuat bungkus yang kecil saja, lebih compact, fair, dan tentunya lebih irit biaya pembuatan kalengnya. Dengan semakin besar kemasan, maka akan semakin mahal harga pembuatannya, bukan begitu?

Saya kurang mengerti ada unsur penipuan atau tidak dalam bungkus makanan kalegan tersebut. Tapi ini fenomena yang baru baru terjadi di tahun tahun ini. Beberapa kueh kalengan, seperti wafer atau makanan kalengan lainya. Ternyata isinya tidak penuh, isinya justru di bungkus plastik lagi dan berbentuk bongkahan. Beda dengan 5 tahun yang lalu, beli makanan kaleng dan isinya pun satu kaleh penuh dan di susun rapih satu kaleng.

Bungkus Makanan yang Menipu

Entahlah, saya kadang berfikir, kita itu tidak lagi di jajah bangsa lain. Kita telah merdeka, tapi kita tetap di jajah. Kita di jajah oleh bangsa sendiri dari cara cara yang seperti ini mungkin, suatu cara yang tidak jujur kalau saya pikir. Saya mulai bertanya, apakah kalau di luar negri sama semperti ini juga? Atau mereka lebih fair, dalam isi maupun harga. Jadi kalau memang kita tidak suka, ya kita tidak membeli dan tidak merasa tertipu.

drieant Cerita Anak Kost Updated at: Friday, August 24, 2012