Mewaspadai Acara Televisi

Share Article : Tweet This FB Share Email Share

oleh cerita anak kost on Tuesday, August 14, 2012

Hati hati dengan Acara TV, kadang acara televisi menyesatkan, saya rasa sudah umun kalau acara di TV dikenal dan tak jarang menyesatkan banyak orang. Entah memang di sengaja atau karena persaingan dalam mengaet penonton sehingga sudah mengabaikan nilai kualitas dan hanya mementingkan kuantitas dan hasil. Yang ironi, justru ada acara agama tapi kadang nilainya tidak sesuai agama.

Baru baru ini saya perhatikan, dengan tidak sengaja melihat azan subuh di Trans 7 dan ternyata saya perhatikan justru ada hal yang keliru di dalamnya. Kalau teman teman pernah memperhatikan, di bagian tertentu dimana ada orang yang ingin solat di lingkungan (seperti pegunungan). Yang namanya solat butuh wudhu, dan karena ga ada air di sana ia melakukan tayamum. Perhatikan benar-benar cara tayamumnya, ko bisa ya ketika tayamum mengusap anggota badan secara dua arah (bolak balik, terutama di muka). Setau saya, yang namanya tayamum itu cuma satu arah, tidak boleh kembali lagi usappanya seperti halnya berwudhu. Ko bisa ya, di acara adzan masih ada yang keliru, tidak sengaja atau memang di biarkan. Memang nya tidak ada orang ahli fikihnya di dalamnya?

Tahun lalu kalau di ingat pula, pada saat ramadhan, azan magrib di TV One mengunakan background Daihatsu. Sampai sampai roy suryo protes, masa acara azan aja di komersialkan, heran. Apa memang orang orang di media sudah tidak bisa membedakan mana sosial mana komersial? Apa semata mata hanya mencari untung semata? Itu hanya satu potret saja, di hal yang lebih besar lagi beberapa sinetron malah lebih parah lagi. Masa anak kecil sudah mulai berpacar pacaran, mana kalau di lihat mereka berpakaian seenaknya. Seolah mengeluarkan pakaian sekolah menjadi trend tersendiri, aneh.

Mewaspadai Acara Televisi

Ada suatu kisah, di akhirat nanti ketika pemuka agama akan di masukan ke dalam surga, ternyata dengan rendah hatinya beliau bilang ‘saya bukan apa-apa tanpa media, dia yang menyebarkan apa yang saya ucapkan sehingga orang bisa mengerti dan akhirnya menjalankannya. Jadi kalau ingin memasukan dahulu ke dalam surga, masukanlah orang media dahulu’. Lalu malaikat memangil orang dari media untuk masuk dahulu ke surga, namun dengan rendah hatinya pula dia berkata ‘saya bisa melakukan siaran karena di suport oleh orang kaya yang telah membiayai saya dalam penyiaran, jadi masukan lah ia dahulu kedalam surga’. Lalu malaikan pun memangil kaum orang kaya, namun dengan rendah hatinya pula orang kaya tersebut mengatakan ‘saya tidak bisa mengalirkan uang dengan benar kalau saya tidak di ajarkan oleh kiyai, jadi yang lebih pantas ialah mereka dahulu’
Dari kisa di atas, ternyata orang media di sandingkan dengan para pemuka agama di akhirat nanti. Karena dari mereka lah kebaikan dapat menyebar dan dapat di lakukan oleh banyak orang. Serupa dengan kebaikan, keburukan pun bisa mereka sebarkan. Kalau keburukan yang di sebarkan, anda bisa menebak sendiri akhirnya seperti apa.

drieant Cerita Anak Kost Updated at: Tuesday, August 14, 2012