Pesawat sukhoi (ssj 100) itu rencananya di beli untuk menambah armada kita (Batavia Air, Pelita Air, Aviastar, Sky Aviation, Kartika Airlines, dan Sriwijaya Air) dan ia sedang melakukan ujicoba saat pesawat tersebut terjatuh. Pesawat tersebut hilang kontak sekitar Pukul 14.12 WIB (Pada hari rabu 9, mei 2012) dan beberapa hari kemudian telah di temukan bangkai pesawatnya di Gunung Salak pada ketinggian 5.500 meter dari permukaan laut. Yang ikut dalam uji pesawat tersebut tidak sedikit orang, di dalamnya pun termasuk beberapa petinggi perusahaan, pembisnis serta wartawan. Dan sungguh tidak ada yang menyangka itu merupakan hal terakhir bagi mereka. Yang kita pelajari di sini bahwa kematian bisa merenggut kapan saja dan di mana saja, bahkan untuk sekelas pesawat yang terbilang baik ( spesifikasinya di http://www.antaranews.com/berita/309894/spesifikasi-pesawat-sukhoi-superjet-100).
Lihat senyuman mereka, begitu tulus dan anggun, begitu cantik dan menarik namun tenyata itu merupakan senyum terakhir bagi mereka. Kecantikan ternyata tidak bisa menolak mereka dari maut. Belum lagi harta yang mereka miliki, petinggi di perusahaan penerbagan dengan uang yang cukup lumayan tidak bisa menolak dari datangnya kecelakan sukhoi di gunung salak. Mungkin kita tidak memiliki wajah dan jabatan se tinggi mereka patut bersukur, kita masih di beri kehidupan untuk memperbaiki sikap kita.
Lihat pula keceriaan mereka ketika berada di pesawat buatan rusia terpancar kebahagian yang begitu besar. Kesenangan atas dapatnya proyek, kesempatan yang langka (ataupun alasan lainya) membuat mereka sempat berpesta sebagai wujud kebahagian. Sama seperti kita ketika mendapatkan sesuatu kesenangan membuat kita lupa, terkadang malah melupakan Tuhan si pemberi nikmat tersebut. Padahal Nabi pernah mengatakan ingatlah terhadap 'si pencabut semua kebahagiaan' yaitu Maut.
Kalau maut datang, etah itu jabatan dan kesenangan lain sudah tidak akan dapat kita rasakan, dan sudah siapkah kita untuk itu?Musibah jatuhnya sukhoi ini memberi berbagai macam hikmah, bagi keluarga dan juga kita agar selalu bersukur dan tidak pernah melupakan nikmat. Tidak salah dengan merayakan kesenangan, namun dengan terlarut dalam kesenangan dan meyebabkan kita lupa pada tuhan, itulah yang tidak boleh. Bukan kah kita tidak selamanya di dunia ini, kalau kita sudah celaka di dunia ini akan kemana kita nantinya? padahal di akhirat sana semua perbuatan kita akan di mintai pertangung jawabannya. Kalau kita mati dalam keadaan buruk, kita mau ngasih alasan apa ke tuhan?
Semoga keluarga dari korban jatuhnya pesawat sukhoi di berik ketabahan iman dan juga keselamatan, untuk para korbannya semoga ia di permudah dalam menjalani pemeriksaan akhirat. Dan untuk kita yang masih diberi kesempatan untuk hidup lebih lama, semoga kita bisa mengambil hikmahnya