WS Rendra dan Tukang Arang

Share Article : Tweet This FB Share Email Share

oleh cerita anak kost on Monday, May 28, 2012

WS Rendra dan Tukang Arang, ada kisah terjalin di atara keduanya. Seperti kita tau bahwa WS Rendra adalah seniman besar yang telah menghasilkan banyak karya, ia tidak hanya di kenal di dalam negri namun juga di dunia internasional. Namun orang hanya melihat ia sebagaimana saat ini saja, orang tidak melihat seperti apa ia dahulu sebelum ia menjadi seorang seniman besar.

WS Rendra sejak kecil selalu mengidamkan masuk AKABRI (dahulu AMN), ia amat mengidamkan untuk bisa masuk dan menjadi tentara. Namun pria yang bersekolah di Katolik, St. Yosef, Solo hanya di perbolehkan meneruskan ke SMA jurusan Budaya.

Begitu frustasinya ia karena keinginannya tidak bisa di perolehnya, kemudia ia melarikan diri ke gunung kapur dekat Sendang Sriningsih, Klaten, Jawa Tengah. Dalam pelariannya tersebut, ia banyak merenung atas nasib yang ia terima, ia melakukan semedi dengan hanya makan makan tujuh kepal nasi putih dan garam, atau terasi bakar, sekali satu hari setiap tengah malam. Namun apa yang ia terima di kala keputusasaanya itu? ia tak kunjung mendapat jawaban atas apa yang menimpanya.

Sampai satu ketika, ia melihat dari kejauhan ada api yang menyala, kemudia ia memutuskan untuk melihatnya. Tak lama berselang, ia menemukan seorang tukang arang. Seorang tukang arang yang sangat terkenal di daerah tersebut, tidak ada yang tidak mengenal si tukang arang. Saat kegalauan seperti itulah beliau menanyakan kepada tukang arang, 'Pak, seandainya bapak diberi satu pilihan dan keinginan, apa yang ingin bapak pilih?'

'Saya hanya ingin jadi tukang arang' jawabnya, kemudian si tukang arang itu melanjutkan dengan
'Saya ingin menjadi tukang arang yang paling baik'
Betapa terkejutnya WS Rendra, ternyata si tukang arang ini tidak menginginkan apa apa, ia hanya ingin menjadi tukang arang yang baik. Ia tidak ingin menjadi orang lain, ia hanya ingin menjadi dirinya dan menekuni apa yang telah ia kerjakan.

Apakah yang dilakukan si tukang arang itu sebuah pekerjaan besar? seperti ABRI, pejabat, politisi atau artis? tidak. Namun karena si tukang arang ini mengerjakan dengan sungguh sungguh, maka pekerjaannya yang membesarkan ia. Semua orang jadi kenal si orang tersebut karena arang, setiap orang menyebutkan arang, maka yang terbayang adalah bapak tua tesebut.  'Orang tesebut di besarakan karena pekerjaanya'



Akhirnya WS Rendra kembali ke rumahnya, kemudia ia kebali menekuni apa yang selama ini telah ia kerjakan, ia mendalami seni dengan sungguh sungguh, dengan sikap yang besar hingga ia memperoleh julukan "Burung Merak" dan memperoleh berbagai prestasi seperti saat ini. Sebuah perjalanan yang tidak mudah.

Renunggan,
Terkadang kita terlalu berharap dari apa yang kita inginkan, kita terlalu berharap akan kesempurnaan, sampai sampai kita melupakan kebahagiaan saat ini. Tidak salah memiliki cita cita, tujuan dan harapan, namun belum tentu apa yang kita inginkan baik untuk kita. Ketika menghadapi halangan, hal tersebut bukanlah akhir, melainkan kita sebenarnya sedang di tuntun untuk menyusuri tembok tersebut mencari jalan keluar.

Yang di perlukan hanya pola pikir besar, lihat tukang arang tersebut, yang di kerjakannya hanya sesuatu yang sederhana namun ia kerjakan dengan sungguh sungguh. ws rendra pun demikian, mungkin sebagian orang bilang bahwa penyair adalah pekerjaan yang remeh, namun ia membuktikan dan menekuni pekerjaannya sama seperti yang di ajarkan si tukang arang tersebut dan hasilnya ia di kenal dengan karya karya besarnya yang telah di terjemahkan ke Banyak karyanya yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Belanda, Jerman, Jepang dan India.

Daripada menanti pekerjaan besar, lebih baik mengerjakan pekerjaan kecil dengan sikap yang besar.

Diambil dari cerita yang pernah saya terima dan di tambah beberapa sumber termasuk wikipedia dengan sedikit improvisasi gaya cerita oleh penulis.

drieant Cerita Anak Kost Updated at: Monday, May 28, 2012