Sebenarnya wawancara adalah hal biasa, dia cuma ngobrol doang, anggap saja seperti itu. Soalnya kalau kita menganggap terlalu berlebihan, kita juga yang stress akhirnya kita ga maksimal dalam menjawab pertanyaan si pe-wawancara. Nyantai aja, sambil di pelajari namun jangan terlalu di ambil hati, nanti bisa pusing sendiri. Salah satu hal yang harus di pelajari, adalah bagaimana menghindari atau menjawab pertanyaan menjebak dalam wawancara, apasaja pertanyaan tersebut?
1. Pertannyaan Membandingkan
Pertanyaan membandingkan disini adalah salah satu dari pertanyaan menjebak dalam wawancara, namun kadang kita tidak menyadarinya. Misalnya gini, kita di Tanya :Pelajarang apa yang paling kamu sukai sewaktu SMA/Kuliah.Pertanyaan simple kan? Lalu dimana menjebaknya? Ayo kita amati lagi. Biasanya kalau di tanya seperti itu, kita akan menjawab (misalnya) pelajaran yang saya sukai adalah biologi. Berarti anda menyukai biologi, itu logis dan sah. Namun di mata psikologi, kalau anda menyukai sesuatu berarti anda juga akan tidak menyukai sesuatu. Jadi nanti anda juga akan memiliki pelajaran yang kurang anda sukai. Disinilah jebakannya, berarti anda di nilai sebagai orang yang pilah pilih dalam sesuatu, hal tersebut yang kurang baik dalam pekerjaan. Jadi kalau anda menyukai suatu hal, maka ia akan di kerjakan dengan rapih dan baik, satu sisi kalau tidak suka hasilnya pun akan jelek.
Walaupun pada dasarnya memang manusia seperti itu, namun kita harus pintar pintar dalam berdiplomasi ketika wawancara, jadi jawaban yang tepat seperti apa? Saya di ajarkan menjawabnya dengan :
Saya suka semua pelajaran, memang ada nilai yang lebih baik dari pada yang lain.Bagaimana dengan jawabannya? Terkesan netral kan? Tidak berat sebelah atau mengunggulkan yang lain. Dan ini adalah salah satu jenis pertanyaan yang menjebak, sebenarnya bayak lagi pertanyaan selain pelajaran. Seperti teman yang kamu sukai, makanan, olahraga atau apapun. Namun point pentingnya seperti yang saya jelaskan sebelumnya.
2. Pertanyaan Masa Lalu
Hati hati dengan pertanyaan masalalu, ini sering menjebak dalam sebuah wawancara. Biasanya mungkin ia bertanya,Kenapa kamu pindah dari perusahaan yang laluNah kalau kita menjawab, karena gajihnya kecil, karena ada masalah, karena bosnya ga adil atau sebagainya justru si pe wawancara akan melihat sisi negativ kita. Kalau alasanya gajihnya kecil, berarti anda boleh di bilang ‘kerja demi gajih’ andaipun anda di terima di perusahaan saat ini, satu saat ada perusahaan lain yang gajihnya lebih besar, anda bisa pindah, kan logikanya begitu. Begitu pula dengan menjawab ada masalah di perusahaan yang lama, anda akan ditanya terus tentang masalah itu dan di cari sumber masalah, bisa jadi anda memang orang yang tidak betah-an di tempat kerja.
Jujur pertanyaan tentang kerja ini yang banyak menjatuhkan, kita harus pintar pintar menjawab dengan melihat dari sisi positif dan logis. Misalnya kita ingin peningkatan pengalaman, kesempatan yang besar atau hal-hal lain yang positif yang bisa di ambil dari perusahaan yang kita lamar, bukan memburuk kan perusaan yang lalu. Kalau anda punya alasan logis, seperti kuliah lagi atau kontrak habis, itu sangat membantu dalam menjawab pertanyaan ini. Sebab, jujur pertanyaan ini yang paling sulit karena bisa di nilai dari beberapa sisi.
3. Pertanyaan Tentang Pemimpin
Pertanyaan pemimpin juga bisa menjadikan jebakan ketika wawancara. Misalnya,Anda lebih suka pemimpin yang seperti apa?Ini seperti pertanyaan pilihan, kalau anda menjawab satu pilihan tertentu, anda akan di nilai dari sisi sebaliknya. Misalnya anda memjawab dengan, saya suka pemimpin yang tegas. Berarti itu menandakan bahwa anda malas sehingga butuh ketegasan dari pimpinan, namun bisa jadi juga itu menunjukan minat anda dan karakter anda yang tegas. Namun satu sisi lagi, tidak semua pimpinan yang ada diperusahaan tersebut tegas, kalau tidak ada yang tegas, anda sendiri yang akan bermasalah. Jadi jawaban yang paling logis adalah.
Saya suka pemimpin yang adil, yang member hukuman kalua sallah dan member penghargaan kalau kita benar.Intinya adalah meminta pimpinan yang adil, sebab adil itu adalah suatu sikap yang bisa di miliki semua orang, dan jawaban tersebut tidak condong kemanampun. Itulah yang baiknya.
Kurang lebih, itu beberapa pertanyaan menjebak ketika wawancara berlangsung. Kalau di Tanya sumbernya, saya tidak bisa menjawabanya karena semua itu saya ambil dari pengalaman saya mengikuti pelatihan, sharing dengang teman yang kerja, membaca buku dan dari pengalaman saya sendiri ketika berkali kali mengikuti wawancara.
Ingat, wawancara adalah ilmu social bukan ilmu pasti, jadi apa yang saya utarakan di sini pun belum tentu sama hasilnya dengan apa yang anda temui dan bisa jadi tanggapan yang anda hadapi pun berbeda. Jadi anda sendiri yang harus bisa menyesuaikan dengan kondisi, jadi ini bukan patokan mutlak. Dari beberapa pertanyaan pewawancara memang ada di antaranya menjebak, di sisi lain ada yang ia memang ingin mengetahui kita lebih jauh. Jadi jangan membatasi diri kita sendiri, jadilah diri sendiri dan pahami serta cerna sebelum menjawab petanyaan.