Apa si untungnya asuransi?
Ayo kita berandai andai, kalau suatu saat terjadi kecelakaan atau musibah, dan tau tau kita di suruh membayar sekian puluh juta? apa yang anda rasakan? bingung kan? Asuransi itulah yang menjawab kebingugan saudara. Dengan asuransi, maka pada saat kita kena musibah si asuransi itulah yang nantinya mencover. Ia yang akan membayar jumlah yang menurut kita banyak itu.Pada dasarnya asuransi itu baik, karena ia membantu meringankan kita. Namun yang perlu di perhatikan, kita harus mencari tau track record perusahaan asuransi tersebut. Mudah tidak membayar klaimnya, berbelit tidak urusannya, dan lain sebagainya. Kadang kita sudah percaya terhadap asuransi tersebut, eh ternyata pada saat kita mengalami musibah, kita bukannya di tolong tapi malah merasa rugi karena si asuransi tidak membayar klaim tersebut.
Apa ruginya tidak mengikuti asuransi
Ruginya, ya mungkin berlawanan dengan yang saya utarakan di atas. Kita akan mengeluarkan banyak uang untuk biaya musibah atau sesuatu yang menimpa kita. Itu pandangan beberapa orang. Semua orang mempersiapkan asuransi dengan tujuan kalau kalau terjadi musibah, keluarganya bisa tertolong. Keluarganya tidak lagi terlalu menderita. Misalnya kematian, dia siap siap untuk mempersiapkan sejumlah uang untuk keluarganya.Seperti itupula lah yang ada dipikiran saya, dan akhirnya saya setuju waktu itu untuk daftar asuransi (di bank mandiri) ketika di prospek asuransi axa mandiri. Namun pernah tidak kita memikirkan hal sederhana, kita mempersiapkan uang dengan joint asuransi, tapi kebanyakan kita tidak mempersiapkan amal untuk di akhirat nanti. Kita memprsiapakn materi, namun kita melupakan ibadah dan kebaikan yang nantinya justru akan jadi modal kita ketika mati.
Kalau orang tua saya bilang, yang namanya rizki dan hidup, itu semua udah ada takdirnya, udah ada yang ngatur. Gimana nanti aja. Kalau kita menanam baik, suatu saat nanti kita pun akan mendapat kebaikan di masa masa tua atau bahkan ketika kita mati.
Jadi, ia lebih menanamkan sisi agama dari pada keduniaan. Bener juga saya pikir, kita telah banyak terlena dengan jaminan dari asuransi, yang kadang malah menjadi bumerang bagi kita sendiri. Sementara kita lupa akan amal yang sebaiknya kita persiapkan, justru kita terlena dengan dunia.
Orang tua saya, yang hanya penjahit biasa, dia bisa menyekolahkan anaknya, tiga tiganya ke universitas negeri. Padahal orang tua saya hanya lulusan setingkat SMA, ia ga pernah ikut yang namanya asuransi atau apapun itu, yang dia percaya bahwa setiap anak punya rejekinya sendiri, dan entah dari mana, akhirnya orang tua saya berhasil menyekolahkan anak anaknya sampe lulus.
Dan banyak cerita lainnya yang mengisaratkan keberhasilan orang tua, dia cuma modal nekat. Mereka tau, bahwa Alloh lah yang menjamin, bukan meminta jaminan dari asuransi. Mereka percaya, bahwa selama mau berusaha, rizki pasti ada dan tuhan akan selalu memberikan rizki kepada yang mau berusaha.