Ketika kita kost, kita harus punya etika. itulah yang sering di lupakan. Atau memang tidak tahu dan tidak mau tahu? Saya juga tidak mengerti. Pada waktu mencari kost hal yang harus diperhatikan adalah ciri kost yang baik, selain itu pula etika dalam kost yang dituliskan disini perlu diperhatikan demi kenyamanan kita tinggal di dalam kost.
Seseorang dalam grup akan di anggap klo menjalankan peraturan yang berlaku di dalam group tersebut, klo orang tidak menjalankannya maka ia bukan termasuk dalam group tersebut. Misalnya dalam sebuah pertandingan sepak bola, maka pemainnya wajib mengenakan seragam sepak bola, yang tidak mengenakan berarti bukan pemain? Iya tidak. Dalam sekolah pun begitu, seseorang dianggap bersekolah di sekolah X klo ia memakai seragam X. Itu baru dari segi seragam, tentu setiap sekolah juga punya aturan harus masuk jam berapa pulang jam berpa, klo ga ngikut aturan tersebut? Bisa di keluarin kita.
Sama dengan analogi di atas, dalam suatu kost juga punya etika. Memang etika dalam kost tidak setegas seperti di sekolah, namun bisa jadi seseorang justru di kucilkan dari pergaulan kost. Andaipun tidak terjadi apa apa, paling tidak kita sudah menjadi orang yang berahlak dengan menjalankan etika ini, ga ada ruginya ko. Bukankah kita bisa menyenangkan orang lain hanya dengan ahlak mulia? Klo dengan harta dan jabatan semua bisa sirna dan kalo teman kita punya harta lebih banyak dari kita, kita juga tidak bisa menyenangkannya bukan? Apa saja etika dalam kost? Beberapa diantaranya adalah:
Seseorang dalam grup akan di anggap klo menjalankan peraturan yang berlaku di dalam group tersebut, klo orang tidak menjalankannya maka ia bukan termasuk dalam group tersebut. Misalnya dalam sebuah pertandingan sepak bola, maka pemainnya wajib mengenakan seragam sepak bola, yang tidak mengenakan berarti bukan pemain? Iya tidak. Dalam sekolah pun begitu, seseorang dianggap bersekolah di sekolah X klo ia memakai seragam X. Itu baru dari segi seragam, tentu setiap sekolah juga punya aturan harus masuk jam berapa pulang jam berpa, klo ga ngikut aturan tersebut? Bisa di keluarin kita.
Sama dengan analogi di atas, dalam suatu kost juga punya etika. Memang etika dalam kost tidak setegas seperti di sekolah, namun bisa jadi seseorang justru di kucilkan dari pergaulan kost. Andaipun tidak terjadi apa apa, paling tidak kita sudah menjadi orang yang berahlak dengan menjalankan etika ini, ga ada ruginya ko. Bukankah kita bisa menyenangkan orang lain hanya dengan ahlak mulia? Klo dengan harta dan jabatan semua bisa sirna dan kalo teman kita punya harta lebih banyak dari kita, kita juga tidak bisa menyenangkannya bukan? Apa saja etika dalam kost? Beberapa diantaranya adalah:
1. Kenalkan dirimu pada lingkungan
Kita sebagai anak baru dalam kost, selayaknya kita yang memperkenalkan diri. Ga usah lah merasa gengsi dan besar hati, siapapun kita di lingkungan tersebut kita orang baru. Seseorang akan lebih respek dengan orang yang mau merendahkan diri, mengendalikan kesombongannya untuk memjulurkan tangan ke kamar sebelah kemudian mengajak berkenalan.
Saya rasa tidak ada ruginya kita punya banyak teman, memang setiap tempat berbeda namun setiap manusia punya hasrat yang sama untuk di terima dalam lingkungan, caranya dengan memiliki teman. Ga perlu berkenalan semua ko, asal kita mau berkenalan dengan kamar sebelah biasanya dia akan mengenalkan kita pada lingkungan. Bayangkan potensinya klo kita bisa mengenal semua orang di lingkungan kostan, mungkin salah satu dari mereka merupakan senior kita di kampus ato kerjaan, kita bisa mengali informasi lebih banyak. Berarti jalan kemudahan sudah di tangan kita.
Bukanya mengenal lingkungan kostan hal yang wajib, mengapa perlu di ungkapkan di sini. Ya awalnya pun saya kira demikian, bahwa setiap orang dengan sendirinya akan mengenal lingkunganya, dari beberapa tahun mengalami kost yang berbeda perkenalan selalu di lakukan. Namun berbeda ketika saya menuntut ilmu di depok, justru saya tidak mengenal orang orang di kost sana selain teman saya sendiri. Ada yang salah saya pikir, kemudian saya dan teman saya mengenalkan diri ke lingkungan tetapi ya begitu, tangapan mereka dingin. Kemudian ada orang baru pun, dengan rendah hari saya yang mengajak berkenalan tapi akhirnya mereka cuek aja. Ketika bertemu dimana walau saya sudah berusaha menyapa tapi mereka tetap dingin, ya sudah akhirnya mungkin saya pahami bahwa di lingkungan ini “lo lo, gue gue.”
Makanya saya perlu mengingatkan lewat tulisan ini bahwa bertambahnya kawan bisa memiliki banyak pertolongan. Ketika terjadi sesuatu ato butuh sesuatu ke siapa anda meminta tolong? Ke keluarga yang jauh di sana? Ke teman kampus yang sudah ada di rumah? Ato ke tetangga kost anda? Klo saya pribadi ada orang seperti ini tiba tiba pinjam barang, dalam hati saya “enak aj lo, nyapa engga, ngobrol engga, begitu butuh ke gue!.” So bergaul lah.
Saya rasa tidak ada ruginya kita punya banyak teman, memang setiap tempat berbeda namun setiap manusia punya hasrat yang sama untuk di terima dalam lingkungan, caranya dengan memiliki teman. Ga perlu berkenalan semua ko, asal kita mau berkenalan dengan kamar sebelah biasanya dia akan mengenalkan kita pada lingkungan. Bayangkan potensinya klo kita bisa mengenal semua orang di lingkungan kostan, mungkin salah satu dari mereka merupakan senior kita di kampus ato kerjaan, kita bisa mengali informasi lebih banyak. Berarti jalan kemudahan sudah di tangan kita.
Bukanya mengenal lingkungan kostan hal yang wajib, mengapa perlu di ungkapkan di sini. Ya awalnya pun saya kira demikian, bahwa setiap orang dengan sendirinya akan mengenal lingkunganya, dari beberapa tahun mengalami kost yang berbeda perkenalan selalu di lakukan. Namun berbeda ketika saya menuntut ilmu di depok, justru saya tidak mengenal orang orang di kost sana selain teman saya sendiri. Ada yang salah saya pikir, kemudian saya dan teman saya mengenalkan diri ke lingkungan tetapi ya begitu, tangapan mereka dingin. Kemudian ada orang baru pun, dengan rendah hari saya yang mengajak berkenalan tapi akhirnya mereka cuek aja. Ketika bertemu dimana walau saya sudah berusaha menyapa tapi mereka tetap dingin, ya sudah akhirnya mungkin saya pahami bahwa di lingkungan ini “lo lo, gue gue.”
Makanya saya perlu mengingatkan lewat tulisan ini bahwa bertambahnya kawan bisa memiliki banyak pertolongan. Ketika terjadi sesuatu ato butuh sesuatu ke siapa anda meminta tolong? Ke keluarga yang jauh di sana? Ke teman kampus yang sudah ada di rumah? Ato ke tetangga kost anda? Klo saya pribadi ada orang seperti ini tiba tiba pinjam barang, dalam hati saya “enak aj lo, nyapa engga, ngobrol engga, begitu butuh ke gue!.” So bergaul lah.
2. Ikuti peraturan yang tidak tertulis
Nah dalam setiap tempat punya aturan, justru aturan yang tidak tertulislah perlu kita ketahui, caranya dengan bergaul tadi. Guru saya selalu berpesan “dimana bumi di pijak, di situ langit di junjung” maksudnya setiap tempat yang kita singahi selalu punya adat istiadat, kita harus menghormati adat istiadat tersebut. Misalnya di kostan sodara sandal tidak ada yang pernah masuk ke teras, maka artinya teras tersebut harus bersih, mungkin buat duduk duduk sama yang empunya oleh karenanya kita pun harus menaruh sandal di bawah teras.
Trus tatakrama berparkir ria harus juga di jaga, terutama yang membawa motro, klo kita parkir motor dan ternyata tidak ada slot motor yang berada di dalam untuk keluar, berartik kita parkir dalam posisi yang salah, perbaiki ato kita yang akan di perbaiki oleh orang lain. Klo orang lain yang memperbaiki, pilihannya Cuma setengah kasar ato kasar sekali.
Pernah saya di Surabaya, di kost teman ada orang parkir sembarangan. Ya memang gayanya orang Surabaya keras (tapi sebenarnya baik), teman saya dan saya yang lagi duduk duduk di sana melihat motor yang parkir sembarangan, di teriakilah “motor siapa …..”, 1x, 2x sampai ke 3x ga ada tanggepan. Yaud hajar aj tu motor, gembesin ban nya. Dan alhasil pagi pagi kita lihat ternyata ada maba (mahasiswa baru) yang menuntun motor tersebut keluar, jadi susah sendiri kan dia? Coba klo dia mau tau etika dalam kost, tidak begini jadinya.
3. Jalin komunikasi
Ini juga penting, setelah tau kita dengan teman sebelah, kita pun harus menjalin hubungan baik dengannya. Minimal main lah ke kamarnya, ngobrol sepatah dua patah kata. Ato hanya sekedar menyapa klo ketemu di jalan. Banyak manfaatnya, kalau dalam pelajaran bahasa tubuh allan peace, setiap akan membentuk batas dengan orang yang baru di kenalnya. Batas itu akan memendek jika kita sering berinteraksi dengannya bahkan kalau kita bisa lebih dekat, kita bisa masuk ke zona intimnya. Sekali lagi zona intim, bukan berhubungan intim.
Maksudnya zona intim, ia akan lebih terbuka dengan kita, dia akan lebih nyaman dengan kita sehingga ia bisa menceritakan sesuatu yang diangap rahasia olehnya ke kita. Klo sudah begini, kita bisa banyak belajar hal baru darinya, pengalaman baru bahkan sampai meminjam barang yang mungkin diangapnya paling berharga sekalipun, kita bisa. So mari beretika.
4. Kembalikan barang teman
Nah ini yang sederhana namun sering lupa, kita pinjam barang untuk sementara eh jadi semen-Taun bahkan bisa semen-Lamanya. Ingat itu bukan milik kita, kadang yang punya juga tidak meminta karena ‘sungkan’ klo istilah jawanya, istilah indonsianya ya ‘rikuh pekewuh!’ loh sama ja bahasa jawa ya? Ya intinya si empunya merasa ga enak meminta barangnya kembali. Jadi kita yang harus sadar.
Kan bukannya barang yang kita pinjam klo belum di kembalikan bisa di tagih di akhirat nanti? Nah lo, klo sudah di tagih di sana mau beli dimana? Makanya kita harus mengembalikan sebelum di tagih di sana. Kalo pun tidak bisa di kembalikan, kita minta ikhlas ato ijin memilikinya, bilang aja, dia juga tau ko.
5. Maaf memaafkan
Namanya juga hidup bersosialisasi, maka kita harus saling memaafkan. Mungkin kesalahan yang terjadi karena ketidak sengajaan, ato karena salah paham aja. Biasa lah di dalam kost, klo mau marah ya sewajarnya aja. Kurang dari 3 hari, setelah itu ya biasa aja lagi, ngobrol dan bergaul seperti biasa. Kita bukan orang sempurna, jadi sempurnakanlah hidup kita dengan saling memaafkan.6. Datang dengan ijin, pulang dengan pamitan
Ini juga juga penting dalam beretika, terutama terhadap pemilik kost. Kita datang dengan baik baik, pulang juga harus dengan baik baik. Pamitlah ke si-ibu, minta maaf kalo selama disini pernah berbuat sesuatu yang kurang berkenan. Begitu pula dengan teman teman kost, kita pamit lah baik baik, dengan demikian akan terjalin hubungan baik, siapa tau kita nanti butuh dengan dia setalah sekian tahun. Atau mungkin anak kita yang butuh dengan dia sekian tau kemudian kan kita tidak tau, klo sumuanya di mulai dengan kebaikan dan di akhiri dengan kebaikan pula enak untuk minta pertolongan kembali.
Jangan sampai meningalkan kesan buruk, misalnya kabur dari kost karena nunggak 3 bulan. Ato kabur bawa barang orang. Apa untungnya? Klo pun kita bisa kabur dengan semua itu, berapa nilainya sekarang? Mungkin suatu saat kalian butuh sama orang itu dia tidak akan percaya lagi. Dan celakannya semua barang yang kita ambil bisa tergolong dosa, di dunia mungkin bisa leluasa, tapi di akhirat bakalan di siksa.
Mari kita menjadikan diri kita orang yang memiliki sopan santun dalam bertetangga, karena dalam kost sendiri adalah miniature kehidupan nyata ketika dewasa. Ayo kita sama sama belaja, ayo kita belajar ber etika