Namun kalau saya mengamati, namanya wc duduk itu di desain untuk kenyamanan. Apalagi untuk yang kantoran, karena tidak perlu melepas celana. Mungkin seperti itu tujuannya. Saya pun pernah mengalami di sebuah kantor, yang di dalamnya mengunakan wc duduk. Tidak ada pilihan lain, selain wc itu. Dan yang menarik di kantor itu, ada OB nya dan WCnya pun bersih. Lantainya bersih dan tidak ada setetes air pun, jadi memang di desain untuk kenyamanan dan kebersihan.
Untuk saya yang udik, wah itu kesulitan bagi saya. Namun mau gimana lagi, selama kurang lebih 3 bulan, saya harus membiasakan tempat seperti itu. Tapi terus terang nyaman si wc seperti itu, bukan hanya wc sumber ide tapi juga bisa tidur di dalamnya. Hehehe, malu sebenarnya ud ngantuk, tapi kalau tidur di meja ga enak, ya solusi satu satunya ke WC. (jangan di tiru ya..)
Yang sedikit membuat sulit adalah takutnya bekas di dudukin orang lain. Dan kumanya otomatis akan tertular, kan sama sama duduk dan terkena kulit kan? Dan satu lagi yang menjadi ganjalan utama, soal istinja (cebok, red) nya di wc tersebut. Sulit, terutama bagi yang belum terbiasa. Apalagi faktor najis, takut takutnya ke cipratan air bekas istinja ke celana atau pakaian, jadi najis dah. Sayang kan ga bisa untuk solat lagi.
Jadi sebenarnya ada sisi baiknya dan buruk nya, mungkin kalau ada vidio pengunaanya. Atau ada nona nona yang mendemonstrasikan cara penggunaanya, mungkin akan sangat baik. Heheh, maunya.Dan yang menjadi celaka lagi, wc duduk itu ada di kost ku. Waduh, kebayang dah bakalan tersiksa ga bisa keluar. Tapi ya mau ga mau harus di paksa, soalnya kalau ga gitu kapan lagi. Mana di kantor dan di beberapa tempat mulai di berlakukan wc duduk seperti itu, kalau tidak sekarang membiasakan. Kapan lagi.
Dan bagi kalian yang belum terbiasa, cobalah untuk terbiasa. Wajar lah kalau ada yang naik ke wc duduk itu, sekedar mendapatkan posisi jongkok.. hahaha, dulu pun saya perti itu. Tapi, sekarang sudah terbiasa dengan wc duduk.